Liputan6.com, Jakarta - Awan yang terlihat seperti UFO di langit Jayapura viral di media sosial. Awan UFO ini kemudian dikaitkan dengan peristiwa gempa yang melanda Papua beberapa waktu lalu.
Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan awan yang berbentuk seperti UFO di langit Kota dan Kabupaten Jayapura dikenal dengan nama awan Lenticularis.
Baca Juga
Kepala BMKG V, Yustus Rumakiek mengatakan awan ini mengindikasikan adanya aliran udara tidak beraturan (turbulensi) yang kuat di lapisan atmosfer sehingga sangat berbahaya bagi penerbangan.
Advertisement
"Awan ini terbentuk murni fenomena meteorologis (cuaca) dan tidak ada kaitannya dengan gempa bumi seperti yang beredar di masyarakat saat ini, fenomena baru muncul sekali ini saja di wilayah Jayapura," jelas Rumakiek di Jayapura, Sabtu, (11/2/2023).
Awan Lenticularis ini berbentuk mirip seperti lensa atau piring yang terbentuk karena angin yang berembus sejajar dengan permukaan bumi namun mendapat hambatan dari objek tertentu seperti pegunungan sehingga membuat arus udara bergerak naik secara vertikal.
Jika udara naik dan mengandung banyak uap air serta bersifat stabil, maka saat mencapai suhu titik embun di puncak gunung, uap air tersebut akan mulai berkondensasi menjadi awan mengikuti kontur puncak gunung.
Â
Sebelumnya telah terjadi gempa bumi di Jayapura pada 2 hingga 11 Februari 2023 sebanyak 1.174 kali dengan 172 kejadian diantaranya dirasakan oleh masyarakat.
Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.
BMKG: Gempa Jayapura Magnitudo 5,4 Akibat Aktivitas Sesar Aktif
Gempa bumi magnitudo 5,4 mengguncang Jayapura Papua, Kamis 9 Februari 2023. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, gempa tersebut akibat adanya aktivitas sesar aktif.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati kepada wartawan, Jumat (10/2/2023).
Dia mengungkapkan, dampak gempa bumi ini dirasakan di daerah Kota Jayapura dengan skala intensitas V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), daerah Kab. Keerom dengan skala intensitas III-IV MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu) dan daerah Kab. Jayapura dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
"Dampak gempa bumi ini dilaporkan menimbulkan kerusakan pada beberapa bangunan, kebakaran dan longsor di Jayapura. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Dwikorita.
Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua dalam keterangannya, Jumat (10/2/2023) mencatat, ada empat orang meninggal dalam kejadian gempa Jayapura tersebut. Mereka adalah Rista, Perempuan berusia 25 tahun, Pegawai Cirita Cafe. Kemudian Ani, Perempuan 26 tahun, Pegawai Cirita Cafe. Selanjutnya Astrid, Perempuan berumur 25 tahun, Pegawai Cirita Cafe, dan Maya, Perempuan 27 tahun, Pegawai Cirita Cafe.
Untuk korban luka ada lima orang. Yaitu Jefri (Manado) Alamat : APO , Jean Real Karubaba (dari kantor statistik), Patrisius Redol (Hotel Swisbell), Samuel Kafiar (Biak) Alamat : Abepura, Jhon F Tobing (Tobing) Alamat : Dok V atas.
BPBD Papua telah melakukan sejumlah langkah untuk menanggulangi dampak gempa Jayapura tersebut. Tenda-tenda dibangun di beberapa titik, yaitu di RS Dok II sebanyak tiga tenda, di B-One didirikan satu tenda, di Kejati satu tenda, bantuan Lampu Light Tower satu buah untuk Rumah Sakit Umum Dok II, Satgas BUMN menyediakan Lampu Penerangan dan aringan Listrik untuk Rumah Sakit Umum Dok II dan B-one.
Hasil rapat forkopimda menyebutkan Pj Walikota Jayapura menetapkan status tanggap darurat untuk bencana gempa bumi di Kota Jayapura.
Kebutuhan mendesak untuk para korban gempa Jayapura adalah tenda, velbet, makanan siap saji, selimut, tikar, dan air mineral.
Advertisement
Titik Titik Pengungsian
Menurut data BPBD, pengungsi tersebar di beberapa titik, antara lain:
- 50 KK mengungsi di Entrop (kompleks CV Thomas)
- 50 KK mengungsi di Bank BTN Kota Jayapura
- 200 orang mengungsi di Kristus Raja Dok VÂ
- 400 orang mengungsi di Bhayangkara I
- 50 KK-300 orang mengungsi di B-One
- 40 KK-110 orang mengungsi di Depan Kantor Depnaker, Dok IX
- 25 KK-125 orang mengungsi di Tempat Pelelangan Ikan Hamadi
- 15 KK-65 orang mengungsi di Bhayangkara BaruÂ
- 20 KK-100 orang mengungsi di Kantor Kelurahan Hamadi
- 9 KK-50 mengungsi terdampak kebakaran rumah akibat gempa
- 40 orang mengungsi di United Traktor
- 46 KK-260 orang mengungsi di Dok IV, Jalan Sumatra Eks. Perkebunan RT 06
- 15 KK-73 pengungsi ada di RT 01 Tasangkapura
- 254 orang pengungsi ada di Gajah Putih
- 159 orang terdata mengungsi di POLAIRUD Hamadi
Sumber: Antara